Solusi Hunian Tanpa Riba - Yogyakarta yang dikenal sebagai salah satu Daerah Istimewa di Indonesia ternyata memang benar-benar punya keistimewaan hingga jadi kota yang paling banyak diburu para investor untuk membeli rumah.
dilansir dari rumah.com sebenarnya Yogyakarta sangat kekurangan tempat tinggal dan juga tempat menginap. Hal ini mengingat Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata yang kerap disambangi para pelancong domestik maupun luar negeri.
“Setiap harinya, baik liburan akhir tahun maupun akhir pekan, Yogya selalu ramai oleh wisatawan. Apalagi sejak tahun 2010, hotel-hotel di Yogya selalu penuh. Itu sebabnya, saat ini perluasan hotel mulai berkembang sedari tahun 2014 hingga sekarang”
“Kendati hotel-hotel terus berkembang, tapi Yogyakarta masih saja minim tempat untuk menginap. Oleh karena itu, kemunculan homestay (rumah singgah) di Yogyakarta menjadi solusi yang cukup mendukung perkembangan wisata di Yogya. Mungkin itu sebabnya banyak investor yang tertarik untuk membeli rumah di Yogya,” tutur Delsyandara seperti dilansir dari laman Rumah.com, Senin (31/10/2016).
Yogyakarta sendiri sebenarnya memiliki tiga kategori lokasi yang bisa menjadi pemikat konsumen, yakni lokasi wisata alam, sejarah dan budaya, dan terakhir adalah lokasi kuliner.
Bpk Yulius, seorang pemerhati properti dari yogyakarta mengatakan, pembangunan rumah baru di Yogyakarta saat ini sudah mulai bergeser ke arah barat. Sebab, di bagian tengah kota antara ring road Malioboro sudah sangat padat.
“Bahkan, di dalam gang-gang kecil untuk rumah singgah kerap penuh. Jadi nantinya diharapkan rumah singgah bisa lebih modern dan ukurannya lebih luas,” ujar Yulius.
Salah satu wilayah di bagian barat Yogya yang dibidik menjadi lokasi menarik untuk berbisnis rumah singgah adalah Sleman. Jarak kabupaten ini dengan Pusat Kota Malioboro terpaut 9,4 kilometer atau setara dengan 22 menit lama waktu perjalanan.
“Jarak dari Sleman ke beberapa lokasi wisata, salah satunya Wisata Alam Kalibiru terpaut 21,5 kilometer atau setara dengan estimasi waktu 41 menit. Atau sedikit lebih jauh sektar 1 jam perjalanan terdapat Air Terjun Sri Gethuk,” ujarnya.
Kendati begitu, menurut Yulius, Sleman masih tergolong jauh dari Bandar Udara Internasional Adisucipto. Itu sebabnya banyak rumah singgah yang lokasinya dekat dengan bandara kerap laku tersewa.
“Tapi nanti setelah kereta api yang langsung menuju bandara beroperasi maksimal, jarak dari Sleman ke bandara akan lebih cepat dan tidak terhambat lalu lintas,” katanya.
Mengulik soal harga sewa untuk rumah singgah di Sleman saat ini berkisar Rp 150 ribu – Rp 1 Juta per malam. Tingginya harga sewa sangat ditentukan oleh fasilitas dan jumlah kamar tidur. Sedangkan harga rumah di Sleman juga sangat bervariasi, yakni berkisar Rp550 Juta – Rp1,9 Juta.
Rumah di Sleman yang masih menawarkan harga yang terjangkau adalah Cluster iSlami Hijrah Village. Perumahan ini dibanderol seharga Rp380 Juta-an, dengan tipe rumah 45/93.
Keunggulan Perumahan di Yogya Hijrah Village Sleman
- Mengusung Skema Syariah
- Tanpa KPR Bank
- Tanpa Riba
- Tanpa Denda
- Tanpa Sita
- Tanpa Asuransi
- Disain Mewah tapi dengan Harga Terjangkau
- Investasi tinggi bernuansa Alam
- Catur Harjo, Sleman, Kab. Sleman (Barat Polres Sleman)
- Pin dipasang https://goo.gl/maps/tGQUa4XYcAm
Simak info lengkap mengenai Hijrah Village, klik aja disini
Info lengkap mengenai Hijrah Village bisa WA 08121027036
Info lengkap mengenai Hijrah Village bisa WA 08121027036
Silahkan juga isi form pemesanan, klik gambar dibawah
sumber : rumah.com
0 comments:
Post a Comment