Panglima TNI Gatot Nurmantyo Ungkap Tiga Jimat Jenderal Soedirman | HarusTauNih
Property Syariah

Panglima TNI Gatot Nurmantyo Ungkap Tiga Jimat Jenderal Soedirman



Solusi Hunian Tanpa Riba - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan peristiwa heroik yang kemudian dicanangkan sebagai Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober adalah bentuk jihad fisabillilah berdimensi lintas-etnis dan wilayah. Artinya siapa pun memiliki kewajiban yang sama dalam membela NKRI.
"Resolusi jihad di hari santri 22 Oktober 1945 dan hari pahlawan 10 November 1945 menggambarkan adanya historis yang kuat antara resolusi jihad dan TNI. Ini sangat menentukan sekali dalam pertahanan kemerdekaan," kata Gatot di Tugu Proklamasi dalam rangka perayaan Hari Santri Nasional, 

Ia mencontohkan, Jenderal Soedirman adalah seorang tentara abadi yang juga merupakan seorang santri. Ketika Soedirman dan belasan tentara lainnya melakukan gerilya, salah seorang anak buahnya berkhianat melaporkan keberadaan Soedirman kepada Belanda. Akhirnya pahlawan nasional itu dikepung oleh Belanda.
"Anak buah Soedirman berkata: Pak De kita dikepung, lalu Soedirman memerintahkan semuanya ganti pakaian Muslim dan zikir bersama lalu melakukan tahlil. Lalu Belanda masuk dan si pengkhianat menunjukkan kalau ini adalah Soedirman. Belanda tidak percaya maka dicabut pistol oleh Belanda dan si pengkhianat ditembak di depan Soedirman," kisah Gatot.
Gatot menjelaskan, Jenderal Soedirman yang kala itu dikawal Rustam Efendi dan Ruli bertanya apakah jimat yang digunakan oleh Jenderal Soedirman yang juga akrab disapa Pak Kiai. Apalagi di saat Belanda mengepung, Soedirman sangat tenang menghadapinya.

Headline 730x150

"Ada tiga jimat (Jenderal Soedirman), pertama tidak pernah berhenti dari bersuci dan kalau batal wudhu, Soedirman selalu wudhu kembali. Kedua, saya (Soerdirman) tidak pernah salat tidak tepat waktu. Lalu semua yang saya (Soedirman) lakukan tulus dan ikhlas untuk rakyat Indonesia," kisah Gatot di depan ribuan santri yang ada di Tugu Proklamasi Cikini, Jakarta Pusat.
Gatot mengatakan, makna dari cerita ini adalah jangan sekali-kali rakyat selaku warga negara Indonesia menjadi pengkhianat bangsa. Seorang penghianat di dunia saja telah mendapatkan hukuman apalagi di akhirat.
Gatot menyimpulkan sangat jelas sejarah mencatat betapa ulama dan santri bukan sekedar pejuang dalam konteks resolusi jihad dalam mengusir penjajah. TNI tidak akan sanggup hanya berjuang dengan senjata modern.
"TNI kekuatannya bersama rakyat, ulama dan santri. Itulah identitas TNI saat itu, sekarang dan selamanya. Bahkan tema HUT TNI pada 5 Oktober 2015 lalu ‘Bersama rakyat TNI hebat siap wujudkan Indonesia berkepribadian dan mandiri’," pungkasnya.
berikut Video nya :


Headline 730x150

sumber : http://news.okezone.com/
Share on Google Plus

About ristrianto

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment